Selamat Datang di BERANDA Kita

Selamat datang dan selamat bergabung di BERANDA Kang Tisna. BERANDA Kita semua.

Sabtu, 08 Januari 2011

Si Bawang Putih

Rasanya tidak ada seorang pun diantara kita yang tidak mengenal bawang putih. Bukan dongeng anak-anak, Bawang Merah dan Bawang Putih. Ini bawang putih beneran. Mungkin diantara kita hanya sedikit yang tahu bahwa bawang putih adalah obat yang sedap disantap. Bawang putih yg dalam bahasa Latin disebut allium sativum ini telah digunakan sejak lama oleh masyarakat di berbagai peradaban sebagai bumbu masakan dan juga obat. Bawang putih mengandung antibiotik sangat kuat yang disebut allicin. Selain allicin,bawang putih juga mengandung komponen kimia meliputi alliin,ajoene,berbagai jenis enzim,vitamin B,berbagai mineral,dan flavonoid. Jika kita menumbuk bawang putih akan terasa aroma khas yang ditimbulkan  oleh pemecahan senyawa kimia yang mengandung sulfur di cairan sel bawang putih. Bawang putih dapat mengontrol kadar gula darah. Penggunaan sejumlah dosis terapi ekstrak bawang putih secara teratur telah terbukti mampu mencegah komplikasi akibat diabetes. Namun pasien denga perawatan insulin hendaknya jangan mengkonsumsi bawang putih berlebihan. Pada tahun 1858, Louis Pasteur meneliti aktivitas antibakteri bawang putih. Bawang putih digunakan sebagai antiseptik untuk mencegah gangren pada masa perang dunia I dan II. Bagi penderita AIDS,bawang putih dapat digunakan untuk melawan kriptosporodium dan toksoplasmosis. 
Namun disamping manfaat ternyata ada berbagai efek samping yg harus diperlihatkan,antara laindiare,muntah,meningkatnya resiko pendarahan,,haid yang tidak teratur,berkeringat, dan pusing. Bila dimakan berlebihan maka keringat dan mulut akan berbau bawang. Hal ini akibat pengubahan  senyawa yang mengandung sulfur yang terdapat dalam cairan sel bawang putih menjadi alil metil sulfida yang tidak dapat dicerna dan dialirkan ke darah. Darah membawa senyawa ini ke paru-paru dan kulit,dimana senyawa ini kemudian dieksresikan.
Bawang putih juga jangan digunakan bersama warfarin,obat anti platelet,saquinqvir,anti hipertensi, dan obat hipogilikemik. Disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan apabila hendak mengkonsumsi suplemen yang berisi bawang putih.

Aku Tidak Memilih Menjadi Insan Biasa

Ini bukanlah tulisanku dan bukan tentang diriku. Tulisan ini dibuat oleh seseorang yang bernama Dean Alfange yang ku temukan terselip diantara tumpukan buku loakan di pinggiran Alun-alun Bandung. Tulisan ini sangat sederhana namun penuh makna untuk ku, untuk semangat kemandirianku, semangat untuk menjadi seorang yang punya sikap yang ajeg berpendirian walau dengan sikapku ini banyak orang alergi. Tapi itulah sikap yang tegas dimana putih adalah putih dan hitam adalah hitam. Sikap yang penuh dengan berbagai resiko.

Aku tidak memilih menjadi insan biasa,
Memang hak-ku untuk menjadi luar biasa.
Aku mencari kesempatan, bukan perlindungan,
Aku tidak ingin menjadi warga yang terkungkung, rendah diri dan terpedaya
karena dilindungi pihak berkuasa.
Aku siap menghadapi resiko terencana, berangan-angan dan membina,
untuk gagal dan sukses

Aku menolak insentif dengan derma,
Aku memilih tantangan hidup daripada derma.
Aku memilih tantangan hidup daripada kehidupan yang terjamin,
kenikmatan mencapai sesuatu bukan utopia yang basi.

Aku tidak akan menjual kebebasanku,
Tidak juga kemuliaanku untuk mendapatkan derma,
Aku tidak akan merendahkan diri, kepada sembarang atasan dan ancaman.

Sudah menjadi warisanku untuk berdiri tegak, megah dan berani,
Untuk berfikir dan bertindak untuk diri sendiri,
Untuk meraih segala hasil kerja sendiri
dan untuk menghadapi dunia dengan berani dan berkata :
"DENGAN IJIN TUHAN, INI TELAH KULAKUKAN"

Hasrat Untuk Berubah

Kalau aku muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia
Sejalan dengan bertambah usia dan kearifanku, kudapati dunia tak kunjung berubah
Maka cita-cita itu pun kupersempit, dan kuputuskan hanya mengubah waktu negeriku,
namun itu pun tampaknya tiada hasil.
Ketika usiaku makin senja, dengan upaya terakhir penuh putus asa,
kuputuskan untuk mengubah keluargaku semata, orang-orang terdekat denganku
Tapi malangnya, mereka pun tak mau diubah.
Dan kini saat terbaring menanti ajal, tiba-tiba kusadari :
Andai yang pertama kuubah diriku sendiri, dengan menjadikan diriku teladan
mungkin aku dapat mengubah keluarga.
Lalu berkat ilham dan dorongan mereka, aku pun mampu memperbaiki negeriku.
Dan Siapa tahu, bahkan aku pun dapat mengubah dunia.

Tulisan di atas adalah karya seorang Bishop Anglikan, 1100 M, tertulis di ruang pemakaman Westminster Abbey, tetapi sangat universal dan berlaku bagi siapapun, lintas ras, suku, agama dan golongan. Sebaiknya=>ketika kita akan merubah apapun dari diri orang lain, bahkan merubah dunia sekalipun<= kita bercermin kepada diri kita terlebih dahulu sejauh apa dan bagaimana diri kita : benar sekali sebaiknya perubahan itu harus dimulai dari diri kita sendiri, dari hal-hal yang kecil, dimulai hari ini, karena kalau tidak oleh kita, oleh siapa, kalau tidak hari ini kapan lagi? Karena itu mulai merubah diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik.

Kawin Kontrak 2

Kawin kontrak atau mut'ah,para ulama sepakat untuk mengharamkannya. Namun faktanya trend kawin kontrak ini tetap saja marak terjadi. Dalam sebuah harian lokal Jawa Barat dilaporkan bahwa PERKAWINAN KONTRAK TRANS-NASIONAL banyak dilakukan karena motif ekonomi. PERKAWINAN KONTRAK TRANS-NASIONAL ini kebanyakan dilakukan oleh kaum perempuan berpendidikan rendah. Beberapa kabupaten di Jawa Barat,khususnya Jawa Barat bagian selatan sebagai lumbung/kantong kemiskinan,kawin kontrak ini sudah lumrah dilakukan bahkan pihak berwenang pun tidak mampu membendung kebiasaan ini. Lagi-lagi yang menjadi alasan mereka adalah ekonomi. "Maaf dik,kami sebetulnya malu daerah kami dikenal sebagai daerah yang masyarakatnya biasa melakukan kawin kontrak. Kami tidak bisa berbuat apa-apa dengan kebiasaan ini karena kami tidak bisa menjamin kehidupan sosial ekonomi mereka", itulah kalimat yang terlontar dari aparat pemerintah sebuah kecamatan di Jawa Barat selatan ketika saya "menelusuri budaya kawin kontrak" ini.

Kebiasaan kawin kontrak dilakukan juga oleh para suami yang istrinya bekerja sebagai buruh migran. Mereka kerap melakukan kawin kontrak dengan alasan takut melakukan zinah. Mereka beranggapan kawin kontrak adalah sah. Kawin kontrak dilakukan selama istri mereka menjadi buruh migran dan kontraknya habis antara 2-3 bulan  sebelum istri mereka kembali dari negeri orang. Ironis,memilukan,ketika sang istri berjuang mempertaruhkan nyawa di negeri orang demi isi perut dia sendiri dan keluarga yang ditinggalkan,sementara sang suami malah kawin kontrak dengan tetangga lain kampung. Sebagai laki-laki saya malu sekali dengan kebiasaan lelaki pelaku kawin kontrak. Menurut saya mereka adalah lelaki biadab. Sebagai lelaki seharusnya mereka lah yang bertanggungjawab menghidupi keluarga bukan malah menyetujui sang istri mempertaruhkan nyawa di negeri orang.

Cerita kawin kontrak juga saya dapatkan dari seorang mantan buruh migran. Benar-benar lingkaran setan. Adakah ini tahu sama tahu antara istri yang menjadi buruh migran dengan suaminya yang di tinggalkan. Adakah kawin kontrak ini dilakukan tahu sama tahu ketika suaminya menjadi buruh migran di negeri orang dengan istrinya yang ditinggalkan? Kawan saya menuturkan bahwa para buruh migran pun ternyata terkontaminasi juga dengan kebiasaan kawin kontrak. Bisa dibayangkan tahunan di negeri orang tanpa disentuh....mana tahan..... akhirnya merekapun sepakat melakukan kawin kontrak. Namun yang jadi persoalan adalah masing-masing pihak terikat pernikahan dengan pasangannya masing-masing yang ditinggalkan di kampung halamannya. Simbiosis mutualisma, saling membutuhkan yang akhirnya mendorong terjadi kawin kontrak di kalangan buruh migran. Yang laki-laki "berpoligami", yang perempuan melakukan "poliandri". 
Para buruh migran juga kerap melakukan "kawin kontrak" dengan majikannya. Bahkan kawan saya menuturkan sekitar 90 prosen buruh migran kita diminta melakukan kawin kontrak dengan majikannya. Kawin kontrak beneran dalam pengertian di nikah majikan sebagai gundik maupun kawin kontrak dalam pengertian lain sebagai pemuas syahwat sang majikan. Mereka buruh migran ibarat budak belian yang bisa diperlakukan apa saja. Luar biasa biadab. Namun tentu kita tidak bisa juga menggeneralisasi bahwa buruh migran identik dengan kawin kontrak karena ini hanya berlaku di negara-negara tertentu saja.

Adalah tanggungjawab moral kita bersama untuk mencegah,setidaknya mengurangi kebiasaan kawin kontrak ini. Kawin kontrak harus dijadikan sebuah keprihatinan kita bersama sebagai manusia yang menjunjung nilai-nilai etika dan moralitas. Harus menjadi sebuah keprihatinan kita bersama sebagai manusia yang menghormati betapa luhurnya kedudukan dan nilai seorang perempuan karena mereka adalah ibu dari manusia.

Ada tiga persoalan penting menurut saya yang menjadi pemicu dan pemacu kebiasaan kawin kontrak,yaitu pendidikan yang rendah,kemiskinan dan kedangkalan pemahaman agama. Fakta-fakta menunjukan bahwa 83 prosen pelaku kawin kontrak adalah mereka yang berpendidikan rendah atau tidak memiliki kesempatan melanjutkan sekolah dan tidak memiliki keterampilan yang dapat diandalkan sebagai bekal untuk melakukan kegiatan yanag produktif.

Kawin Kontrak 1

Pernikahan adalah sesuatu yang sakral,sekali seumur hidup. Saya yakin banyak yang setuju dengan ungkapan itu. Pernikahan menyatukan dua manusia berbeda jenis laki-laki dan perempuan untuk menjalin sebuah hubungan yang langgeng, memiliki keturunan, ada cinta kasih, dan tanggung jawab bersama dalam mendidik anak atas dasar syariat. Pernikahan yang sah memerlukan syarat-syarat tertentu diantaranya ijab kabul, pernyataan dari kedua pihak atau calon suami istri, dihadapan wali dari calon istri. Tidak hanya semata karena kebutuhan biologis. Pernikahan memiliki tanggungjawab etika dan moralitas. Keluarga yang sakinah,mawwadah dan wa rahmah adalah tujuan pernikahan.

Ada PERNIKAHAN ada juga KAWIN KONTRAK. Kawin kontrak diindikasikan sebagai pelacuran atau perdagangan manusia terselubung yang mencari pembenaran. Istilah kawin kontrak digunakan agar tidak dianggap asusila. Istilah KAWIN KONTRAK disebut juga MUT’AH, dilakukan tanpa wali dan tanpa saksi,juga tanpa talaq dan berakhir atas dasar waktu yang disepakati. Kawin jenis ini tidak boleh, bahkan haram hukumnya karena tidak sejalan dengan tujuan dan prinsip pernikahan. Tapi akh…..itu kan cuma teori, tetapi prakteknya.. Di beberapa daerah kantong kemiskinan di Jawa Barat banyak masyarakat yang melakukan KAWIN KONTRAK. Seperti Cianjur Selatan, Sukabumi, Kawasan Puncak dan Tugu bahkan di Kota Depok dan Bekasi ada daerah dan penghulu spesialis melegalkan orang yang mau kawin kontrak, ada saksi dan wali bohongan (artinya wali dan saksi yang tidak punya hak untuk manjadi wali atau saksi).  Biasanya perempuan yang dikawin kontrak dijadikan sebagai perempuan simpanan atas sepengetahuan orang tua perempuan atau dilakukan dengan sembunyi. Saya punya cerita tentang KAWIN KONTRAK ini. Berawal dari perkenalan dengan seseorang,YS (nama samaran), saya jadi tahu lebih banyak tentang kawin kontrak. Dia cerita banyak motif perempuan melakukan kawin kontrak seperti dendam karena disakiti (korban KDRT) atau suaminya menyeleweng,perceraian,kemiskinan dan suka sama suka (tanpa harus dibayar uang ketika kontrak berakhir,biasanya perempuan yang memutuskan minta berakhir begitu saja dengan berbagai alasan). Motif yang paling banyak adalah karena balutan kemiskinan. Di tengah sulitnya mencari nafkah maka diambil jalan pintas menjadi perempuan pelaku kawin kontrak. Menurutnya melakukan kawin kontrak lebih tinggi kelasnya dibandingkan menjajakan diri atau tinggal di lokalisasi sebagai “WC UMUM” dimana setiap hari,setiap waktu dia harus mau menerima orang untuk membuang hajatnya,sementara hasilnya hanya recehan (padahal bisa ratusan ribu yang dia peroleh). Dengan kawin kontrak bisa mendapatkan uang lebih banyak (jutaan rupiah) untuk memenuhi kebutuhan dia dan keluarga. Bahkan dari hasil kawin kontrak bisa menjadi juragan tanah di kampung,mampu membeli sawah dan rumah. Dia juga bisa menjadi penyantun saudara-saudaranya bahkan tetangga yang kekurangan. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan dia pun punya dokter langganan untuk melakukan aborsi. Karena itulah dia selalu menggunakan alat kontrasepsi. Kapok karena pernah kebablasan.

Saya yakin laki-laki manapun akan tertarik dengan kemolekannya. Sayangnya dia hanya mau kawin kontrak, jangankan nikah di depan penghulu, resmi dengan surat nikah,sirri pun dia tidak mau. Hanya laki-laki hidung belang dan petualang sex saja yang setuju dengan kawin kontrak. Mungkin dia merasa punya modal kecantikan bisa mengajak sembarang laki-laki untuk melegalkan tindakan asusila dengan istilah kawin kontrak.

KAWIN KONTRAK pun di daerah PUNCAK dan TUGU menjadi KAWIN WISATA. Diantara mereka pelaku kawin kontrak ada yang penduduk asli dan pendatang. Para pendatang biasanya memakai nama samaran dan menutupi kegiatannya dengan membuka warung kelontongan atau makanan. Seperti juga dilakukan kenalan saya di atas, nama di kampung, di daerah dia sekarang operasi dan di akun FB namanya lain-lain.

Dari cerita seorang kawan di daerah Bekasi pun kerap terjadi kawin kontrak. Dia pernah mengantar teman kantornya untuk melakukan kawin kontrak dengan seorang janda di sebuah tempat di Bekasi. Sebagaimana layaknya pernikahan resmi, di tempat ini kawin kontrak dilakukan dengan ada saksi dan wali masyarakat di sekitar tempat berlangsungya kawin kontrak,ada tumpengan dan tetangga yang menyaksikan serta sejumlah uang lelah yang harus dikeluarkan oleh pasangan kawin kontrak kepada wali, saksi, penghulu dan masyarakat penggembira yang ikut hadir. Enak yaa…sudah dapat makan gratis dapat amplop pula…emangnya kampanye…… Lain Puncak, lain Bekasi, lain pula di Depok. Depok tidak hanya terkenal dengan kubah mas nya tetapi di Depok ada sebuah lingkungan perumahan, kontrakan yang khusus menampung para pelaku kawin kontrak atau pasangan selingkuh bahkan tempatnya bisa dipinjamkan untuk orang lain melakukan perselingkuhan tubuh, dimana masyarakat membiarkan praktek maksiat itu berlangsung.

Bagi saya kawin kontrak adalah pelacuran terselubung. Kemerosotan nilai-nilai etika dan moralitas. Ini adalah penyakit sosial. Budaya kawin kontrak di sejumlah daerah selayaknya harus menjadi keprihatinan kita semua. Maraknya traficking juga karena adanya pelacuran dan budaya kawin kontrak.